UJI HIPOTESIS


BAB I
PENDAHULUAN

Uji hipotesa adalah prosedur yang memungkinkan untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesa. Apabila kita menolak sebuah hipotesa, padahal seharusnya kita menerima hipotesa tersebut,maka dikatakan telah terjadi kesalahan jenis I, dan jika menerima sebuah hipotesa padahal seharusnya ditolak, dikatakan bahwa telah terjadi kesalahan jenis II . Dengan mempelajari uji hipotesis mahasiswa diharapkan bisa melakukan atau mengambil keputusan yang tepat. Karena pada dasarnya uji hipotesis merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan ini didasari dengan hasil uji terlebih dahulu mengunakan data hasil observasi. Ada pun manfaat dari uji hipotesis yaitu untuk membantu pengambil keputusan dalam mengambil keputusan sehingga menghasilkan ketelitian dan ketepatan dalam keputusanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     DEFINISI HIPOTESIS

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut ( Supranto, 1988 ). Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata huIpo dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis dan pengetesan hipotesis ( testing hypotesis ) ( Usman, 2008 ). Beberapa pengertian hipotesis lainnya
         Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu.
         Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori,dugaan,pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
         Hipotesis adalah jawaban teoritik atau deduktif dan bersifat sementara.
         Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
         Jika pernyataan dibuat untuk menjelaskan nilai parameter populasi, maka disebut hipotesis statistik.
Berikutbeberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengujian hipotesis:
         Perumusan hipotesis harus didukung oleh landasan teoritis yang tepat sehingga kebenaran hipotesis dapat dipertanggung jawabkan. Contoh korelasi antara pendapatan dan pengeluaran harus ditentukan berdasarkan teori/substansi.
         Dianjurkan peneliti berusaha memilih hipotesis sepihak karena menunjukkan kedalaman pengetahuan peneliti terhadap permasalahan yang akan diselesaikan.
         Hipotesis dua pihak hanyalah dipakai jika peneliti kurang yakin tentang nilai parameter yang diharapkan
         Benar atau salahnya hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti kecuali bila kita memeriksa seluruh populasi. Oleh karena itu kita mengambil sampel random dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dikandung sampel itu untuk memutuskan apakah hipotesis tersebut kemungkinan besar benar atau salah. Bukti data dari sampel yang tidak konsisten dengan hipotesis membawa kita pada penolakan hipotesis tersebut, demikian juga sebaliknya. Perlu ditegaskan bahwa penerimaan suatu hipotesis statistik adalah merupakan akibat dari ketidakcukupan bukti untuk menolaknya, dan tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu benar.
         Secara umum, pengujian hipotesis dibedakan 2, pengujian hipotesis komparatif dan asosiasi. Pengujian hipotesis komparasi berkaitan dengan pengujian perbedaan (difference) mean antara dua kelompok atau lebih. Pengujian hipotesis asosiasi berkaitan dengan menguji antara dua variabel.
B.     MACAM – MACAM KEKELIRUAN

1.      Kekeliruan macam I: adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima, dinamakan kekeliruan a, a: peluang membuat kekeliruan macam I disebut juga taraf signifikan, taraf arti, taraf nyata (a = 0,01 atau a = 0,05 )
Membacanya:
a = 0.05 : taraf nyata 5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.  Atau kira-kira 96% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat benar. Peluang salahnya/kekeliruan sebesar 5%
Tipe I : menolak hipotesis yang seharusnya diterima
 =P (menolak Ho|Ho benar)
                        =α (taraf nyata)


2.      Kekeliruan macam II: adalah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, dinamakan kekeliruan b, b : peluang membuat kekeliruan macam II

Tipe II:  menerima hipotesis yang seharusnya ditolak

            = P (menerima Ho|Ho salah)

            = β (kuasa uji)

Keputusan
Ho Benar
Ho Salah
Terima Ho
Keputusan benar
Kesalahan Tipe I
Tolak Ho
Kesalahan Tipe II
Keputusan benar

Untuk setiap pengujian dengan α yang ditentukan ,besar β dapat dihitung. Harga ( 1 – β ) dinamakan kuasa uji. Nilai atau harga β bergantung pada parameter, katakanlah q, sehingga didapat  β (q) sebuah fungsi yang begantung pada q. Bentuk β (q) dinamakan fungsi ciri operasi ( C.O )dan 1 - β (q) disebut fungsi kuasa.

-Ho dan Ha
Hipotesis Nihil/Nol (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih. Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih.
-α dan β
α merupakan peluang kesalahan tipe I dan β untuk kesalahan tipe II. Dalam merencanakan suatu penelitian untuk pengujian hipotesis kedua tipe kesalahan tersebut dibuat sekecil mungkin.
α disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau taraf nyata. Besar kecilnya α dan β yang dapat diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan itu. Kedua kekeliruan-kekeliruan tersebut juga berkaitan. Jika α diperkecil, maka  β menjadi besar dan demikian sebaliknya. Hasil pengujian hipotesis yang baik ialah pengujian yang dilakukan dengan nilai α yang sama besar dan nilai β yang paling kecil.


C.    LANGKAH – LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
         Hipotesis lambangnya H atau Ho
         Hipotesis tandingan lambangnya A atau H1
         Pasangan H melawan A , menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis
         Daerah penolakan hipotesis disebut juga daeah kritis
Prosedur Pengujian Hipótesis
Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

1.      Menentukan Formulasi Hipotesis

Formulasi atau perumusan hipótesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut :

a. Hipótesis nol atau hipótesis nihil
Hipótesis nol, disimbolkan H0 adalah hipótesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji.
b. Hipótesis alternatif atau hipótesis tandingan
Hipótesis alternatif disimbolkan H1 atau Ha adalah hipótesis yang
dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipótesis nol.
Secara umum, formulasi hipótesis dapat dituliskan :
H0 : q = q0
H1 : q > q0
Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan
H0 : q = q0
H1 : q < q0
Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri
H0 : q = q0
H1 : q ¹ q0
Pengujian ini disebut pengujian dua sisi

2.      Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)

Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan a (alpha). Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai a bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region oftest) atau daerah penolakan (region of rejection).


3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai a table distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya.

a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih
besar daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji
statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih
kecil daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji
statistik berada di dalam nilai kritis.

4. Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.

5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0), sesuai dengan kriteria pengujiannya.

Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji staistik
dengan nilai a tabel atau nilai kritis.
a.       Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada diluar nilai kritisnya
b.      Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statitik berada di dalam nilai kritisnya

D.    PENGUJIAN HIPOTESIS RATA – RATA

1.      Pengujian hipotesis satu rata – rata

a.       Sampel besar (n>30)
Untuk pengujian hipotess satu rata – rata dengan sampel besar (n>30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotessnya ialah sebagai berikut:

1.      Formula hipotesis
a.       H0 : μ = μ0
H1 : μ > μ0
b.      H0 : μ = μ0
H1 : μ < μ0
c.       H0 : μ = μ0
H1 : μ μ0

2.      Penentuan nilai  (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Z), menentukan nilai sesuai soal, kemudian nilai Z atau Z ditentukan dari tabel

3.      Kriteria pengujian
a.       Untuk H0 : μ = μ0   dan H1 : μ > μ0
1.      H0 diterima jika Z0  Z
2.      H0 ditolak jika Z0 > Z
b.      Untuk H0 : μ = μ0 dan H1 : μ < μ0
1.      H0 diterima jika Z0  - Z
2.      H0 ditolak jika Z0 < - Z
c.       Untuk H0 : μ = μ0 dan H1 : μ μ0
1.      H0 diterima jika  - Z Z0  Z/2
2.      H0 ditolak jika Z0 > Z atau Z0 < - Z


4.      Uji Statistik
a.       Simpangan baku populasi ( diketahui:
Z0 =  = =
b.      Simpangan baku populasi ( tidak diketahui:

Z0=   =


Keterangan:
S = penduga dari
   = simpangan baku sampel
 = nilai  sesuai dengan H0

5.      Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan kriteria
pengujiannya)
Contoh soal:
Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan penarikan $495 per bulan melalui ATM, dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1% , apakah rata-rata nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan ?
Diketahui: x= 495 s = 45 n=100 μ0=500 α=1%

             1. H0 : μ = 500 H1 : μ < 500
             2. statistik uji : z → karena sampel besar
             3. arah pengujian : 1 arah
4. Taraf Nyata Pengujian = α = 1% = 0.01
            5. Titik kritis → z < - → z < - 2.33 z001.
            6. Statistik Hitung

           = = =-1,11

            7. Kesimpulan : z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0

             H0 diterima, rata-rata pengambilan uang di ATM masih = $ 500

b.      Sampel Kecil
Untuk pengujian satu rata – rata dengan sampel kecil (n ), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipoteisnya ialah sebagai berikut
1.      Formulasi hipotesis
a.       H0 : μ = μ0
      H1 : μ > μ0
b.      H0 : μ = μ0
      H1 : μ < μ0
c.       H0 : μ = μ0
      H1 : μ μ0

2.      Penentuan nilai  (taraf nyata) dan nilai t-tabel
Menentukan nilai   sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu menentukan nilai t  atau t  dari tabel

3.      Kriteria pengujian
a.       Untuk H0 : μ = μ0   dan H1 : μ > μ0
H0 diterima jika t0  t
H0 ditolak jika t0 > t
b.      Untuk H0 : μ = μ0 dan H1 : μ < μ0
H0 diterima jika t0  - t
H0 ditolak jika t0 < - t
c.       Untuk H0 : μ = μ0 dan H1 : μ μ0
H0 diterima jika  - t Z0  /2
H0 ditolak jika t0 > t atau t0 < - t

4.      Uji Statistik

a.       Simpangan baku populasi ( diketahui:

       t0 =  = =

b.      Simpangan baku populasi ( tidak diketahui:

              t0 =  =

5.      Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan kriteria pengujiannya).

Contoh soal:
Seorang job-specialist menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5% , Apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan?

Jawab:
Diketahui : x= 22 s = 4 n = 25 μ0= 20 α = 5%
1.  H0 : μ = 20 H1 : μ ≠ 20
2.  statistik uji : t → karena sampel kecil
3. arah pengujian : 2 arah
4. Taraf Nyata Pengujian = α = 5% = 0.05
             α/2 = 2.5% = 0.025
5. Titik kritis
                db = n-1 = 25-1 = 24
               Titik kritis → t < t (db, α/2) dan t > t (db, α/2)   

               t < -t (24; 2.5%) → t < -2.064 dan
               t > t (24; 2.5%) → t > 2.064

6. Statistik Hitung

              t0 =  =  =  =  = 2.5

           7. Kesimpulan : t hitung = -2.5 ada di daerah penolakan H0
               H0 ditolak, H1 diterima ,
               rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan ≠ 20 bulan

2.Pengujian Hipotesis beda dua rata - rata

a.       Sampel besar n >30
Untuk pengujian hipotess dua rata – rata dengan sampel besar uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesinya ialah sebagai berikut
                         i.                   Formulasi Hipoteis
a.       H0 : μ1 = μ2
          H1 : μ1 > μ2
b.      H0 : μ1 = μ2
          H1 : μ1 < μ2
c.       H0 : μ1  = μ2
          H1 : μ1 μ2

                       ii.                   Penentuan nilai  dan nilai Z tabel (Z)
Mengambil nilai  sesuai soal, kemudian menentukan nilai Z atau Z dari tabel

                     iii.                   Kriteria pengujian
a.       Untuk H0 : μ1 = μdan H1 : μ1 > μ2
1.      H0 diterima jika Z0  Z
2.      H0 ditolak jika Z0 > Z
b.      Untuk H0 : μ1 = μ2 dan H1 : μ1 < μ2
1.      H0 diterima jika Z0  - Z
2.      H0 ditolak jika Z0 < - Z
c.       Untuk H0 : μ1 = μ2 dan H1 : μ1 μ2
1.      H0 diterima jika  - Z Z0  Z/2
2.      H0 ditolak jika Z0 > Z atau Z0 < - Z

                     iv.                   Uji Statistik
a.       Jika simpangan baku populasi diketahui
                                    Z0 =  dengan  = 
b.      Jika simpangan baku populasi tidak diketahui

Z0 =  dengan  =

                       v.                   Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan (sesuai dengan kriteria pengujiannya).

Contoh Soal:
Seseorang berpendapat bahwa rata – rata jam kerja buruh di daerah A dan B ama dengan alternatif A lebih besar daripada B. Untuk itu. diambil sampel dikedua daerah, masing – masing 100 dan 70 dengan rata – rata dan simpangan baku 38 dan 9 jam per minggu serta 35 dan 7 jam perminggu. Ujilah pendapat tersebut dengan taraf nyata 5%!(varians/impangan baku kedua populai sama besar).

Penyelesaian
N1= 100
N2= 70
1= 38
2= 35
S1 = 9
S2 = 7
1.Formulasi Hipotesisnya
H0 : μ1 = μ2
          H1 : μ1 > μ2

2.Taraf nyata dan nilai Z tabel
 = 5% = 0,05
 = 1,64


3.Kriteria Pengujian                                                 
H0 diterima apabila Z0  1,64
H0 ditolak apabila Z0 > 1,64
4.uji statistik
S =
Z0 =  =  = 2,44
5.Kesimpulan
Karena z0=2,44 > z0,05 = 1,64 maka H0 ditolak. Jadi rata – rata jam kerja     
 buruh di daerah A dan B adalah tidak sama.

b.      Sampel kecil (n)
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata – rata dengan sampel kecil ujin statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya ialah sebagai berikut

1.                  Formulasi hipotesis

a.       H0 : μ1 = μ2
                     H1 : μ1 > μ2
b.      H0 : μ1 = μ2
                     H1 : μ1 < μ2
c.       H0 : μ1  = μ2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mantappppp... terima kasihh banyakk :)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Free Cat Walking - Handwriting Cursors at www.totallyfreecursors.com

Blogger templates